Fragmen Rasa - Melerai Validasi

Tak apa jika ini disebut pelarian. Berbondong-bondong pesan Whatsapp menjejali handphone-ku yang baru saja tersambung Wifi. Pesan-pesan tentang sebuah wacana reuni klasik yang selalu saja mengisi obrolan-obrolan intermezzo. Tapi begitulah memori, ingin selalu diulang meskipun kemustahilan ialah titik akhir realisasinya. Semua terasa begitu indah dan ku ingin memudarkanya bukan karena gambaran kanvas yang dilukis jelek melainkan karena itu terlalu berharga sebaiknya kanvas itu sudah diletakan dalam kotak pandora terkunci. Awalnya ku pikir ada baiknya untuk berpartisipasi dalam aliran waktu lampau, tetapi rasanya agak aneh saat distraksi-distraksi pencapaian diri adalah hidangan utama di dalamnya. Pelarian ku bukanlah untuk hal - hal yang mesti dibanggakan, jalan-jalan setapak dan awan-awan yang dibelah oleh sayap pesawat ribuan mil jauhnya bukanlah untuk sebuah validasi. Ku hanya ingin menepi kan perahu dan awak-awaknya, menjauhkan dari badai yang berkecamuk di tepian pulau sana, h...