ASTER (I'M LIVING IN SCHOOL' MEMORIES INSIDE MY BODY-Part 1)
Aku yang tidak pernah menyerah dan mencoba menemukan jawaban-jawaban dari soal Matematika yang sulit sekalipun sedang berada di masa itu 13 hingga 19 tahun lalu. Jantungku berdebar, hatiku puas menemukan sebuah jalan keluar dari soal-soal tersebut, menjadi yang pertama mengetahui jawabanya. Sesemangat itu aku menikmati hidup, dari jam 7 hingga jam 1 siang, terkadang hingga jam 6 sore ketika kegiatan ekstrakulikuler di hari-hari tertentu. Now, where I am? am I lost?
.....................................................
(13 tahun setelahnya) duduk di kursi terdepan perpustakaan, apakah ada mesin waktu di peradaban ini di tempat ini. Tamparku pada diri, kenapa terlalu jauh, bagaimana bisa ada disini, bagaimana kembali. Destinies place me coming accross people worldwide, seeming it is so cool but I'm only 30 years old - doctoral student with school' memories. I'm living with the feelings that you're around but when waking up day by day, I realize you're not in the same. So lonely, and everything is going to nothing.
(13 - 19 tahun setelahnya) berjalan-jalan di pinggiran jalan yang bersih, udara yang bersih. Apakah ini beberapa tahun lalu saat aku menunggu teman-teman dan orang spesial dalam masa sekolahku. So calm, nice weather. Ku tarik nafas panjang hingga ku hembuskan berkali-kali, I am still alive. Tapi, ku lihat sekeliling orang-orang berbicara dengan bahasa yang bukan gaya bahasaku. Inikah tempat di luar tanah air-ku. Dimanakah kalian, teman-teman dan orang-orang spesial yang pernah menjadi warna dalam monokrom seragam sekolahku. How selfish I am!, bagaimana bisa aku meninggalkan kalian yang bersama-sama menunggu kedatangan bus pulang sekolah kita. How childish I am!, kenapa tidak ada yang berkata padaku jika jarak dan waktu adalah pemisah terbaik dari kenangan-kenangan.
(16 years later), I remembered once time, all of you asked me to play console gaming "playstation 2" which was a popular game that time. Kita bersama menuju rental PS (begitu kita menyebutnya) melewati rel kereta api. Tiba-tiba sirine kereta api tiba terdengar begitu kencang hingga kita berlarian menuju ujung jalan. How stupid we were!, bukanya menepi tapi justru kita berlari seolah dikejar hantu. Kini, mungkin rental tersebut sudah tutup zaman telah menggesernya tapi bagaimana bisa menit demi menit kita berbincang di tengah permainan itu masih terngiang di telinga ini. Momen-momen dimana kita sembari menunggu nilai kelulusan SMP. Saat ku terbangun di tidur kelelahan di sebuah laboratorium, di hadapanku hanya ada tumpukan biji-biji yang ku analisis. Hej, how dare you, reality! how dare you stole my dreams! Adakah kalian memimpikan yang sama. Ah, salju mulai turun tapi hati ini hangat oleh memori-memori kita.
(13-19 years later), imajinasiku selalu berfikir duduk di pinggiran sungai dengan lanskap pohon sakura yang berbunga atau daun maple merah yang gugur menjadi the best part of my teenager' dream. Kini, hal - hal itu sudah menjadi ruitinitasku tiap tahun, sembari mengecek suhu di ponsel. Nampaknya, kalian memang jauh lebih baik dariku, disini, aku masih tak bisa melepaskan keterikatanku dengan kenangan-kenangan bersama kalian. Jika membalikan bendera sudah bisa membuatku berada disana, tapi aku yakin semuanya pun tak lagi sama. How rude! lalu siapakah yang akan menemaniku berceloteh, dan tertawa terbahak-bahak. Orang-orang, tempat, setting lingkungan sekitar adalah hal yang mungkin bisa terealisasi secara saintifik untuk mengingat hidup kita. Tapi, perasaan yang melingkupinya adalah sebuah obat yang para ilmuwan pun takkan bisa menemukanya.
(13-19 years later), I cannot hide from these feelings about all of you guys, eventhough I'm in 30-years old body. Doesn't matter how far go back there, how long the plane flies to there. I'm so thirsty because of running away from you and now, prefer to be myself as ordinary people as you guys.
Warsaw, 23 październik 2023r.
Komentar
Posting Komentar