Flying with RIP fm 107.4 : From School Canteen

Flying with RIP fm 107.4 : From School Canteen
“Roda akan selalu berjalan kadang di atas dan tak jarang di bawah, hal yang sering jadi pertanyaan ialah bagaimana untuk naik ke bagian atas roda kembali dengan cepat”

K
antin sekolah adalah sebuah bangunan yang difasilitasi oleh sekolah di beberapa sekolah negeri ditujukan untuk menjual jajanan yang lebih manusiawi bagi siswa-siswi. Namun apalah daya, kadang sebagian besar siswa berfikir makanan tradisional seperti gorengan, bolang-baling, bahkan es teh murahan jauh lebih menggoda perut mereka, daya tarik lainnya ialah tempatnya yang berjejer panjang sehingga dapat dijadikan kantin langganan dan markas rahasia setiap kelas untuk mengadakan pertemuan bersama konsolidasi. Para pendiri kantin sekolah pun akhirnya berinovasi melakukan propaganda luar biasa untuk meramaikan kantin sekolah. Program-program kreatif dibuat semisal siswa berpenghasilan dengan membuka kesempatan lowongan kerja di kantin sekolah saat waktu-waktu tertentu hingga diskon belanja. Dari sekian banyak propaganda ialah membuat siaran radio sekolah yang saat itu menjadi misi ampuh dalam meroketkan nama sekolah kami. Nama siaran radio itu ialah RIP FM 107.4 fm dengan siaran andalan MTB (Musik Teman Belajar) setiap pukul 20.00-22.00. Oleh karena itu, dibutuhkan banyak tenaga untuk menjadi DJ dan juga kartu request untuk meramaikan acara. Komputer dengan prosesor intel pentium 4 pun dibeli pihak sekolah saat itu dimana, komputer kami pun baru pentium 2 atau 3.
................................
Siang hari, pukul 11.45 tepat 15 menit sebelum bel pulang sekolah berdiri dan setumpukan kertas berwarna biru berukuran seperti nota kwitansi toko material disiapkan penjaga kantin. Itu bukan kertas biasa, melainkan kertas berharga Rp. 250,00.- berisi 4 kolom yang mesti diisi oleh pembeli. Kolom pertama berisi dengan nama pengirim request (spesial buat siswa atau siswi pemberani silahkan diisi dengan nama asli walaupun sebagian besar diisi dengan nama samaran), kolom kedua berisi tujuan request untuk siapa (untuk kolom ini biasanya diisi dengan dua tujuan untuk mengirimkan kepada seorang fans siswa/siswi atau untuk bahan ejekan), kolom tiga berisi pesan yang ingin disampaikan (usahakan tegas, lugas jika berani atau minimal membuat DJ kelelahan membaca pesan dan kesan yang begitu menumpuk dari halaman muka dan belakang kartu request), kolom yang terakhir ialah berisi lagu yang ingin diputar atau permintaan dari sang pengirim kartu (biasanya lagu ini merepresentasikan kondisi hati atau mood yang dirasakan si pengirim).
.....................................
Nampaknya bisnis kartu request menjadi pendorong utama koperasi sekolah dapat hidup, sekaligus menjadikan sekolah kami seperti diorama hidup. Hal ini mendorong pula minat siswa untuk show up mampu tampil di public secara on air dan didengar ratusan orang minimal se-kecamatan Ciledug. Meningkatnya penjualan kartu request mendorong kantin membuka lowongan kerja untuk menjadi DJ di Radio, ide ini muncul dari salah seorang penjaga kantin yang sekaligus DJ awal yakni DJ ABE (Muhaimin). Ide ini cukup efektif menekan angka pengangguran terutama bagi para alumni sekolah kami yang sedang mencari pekerjaan. Meskipun bayaran dari menjadi seorang DJ ini tidak disebutkan secara eksplisit, namun domino effects bisa timbul seperti diundang menjadi MC konser group band terkenal di Kota Cirebon, atau menjadi penyanyi. Tugas mereka pun cukup mudah hanya menyiapkan playlist lagu yang disediakan ketika mereka bertugas, membaca kartu request satu persatu, dan memutar lagu dengan timing yang pas. Selama sehari perkerjaan ini dibagi kedalam tiga shift bagian pagi (08.00-11.00) yang biasanya diisi untuk media religi dan edukasi bagi siswa paket B (kebetulan sekolah kami ditunjuk untuk menyelenggarakan kejar paket B),  kemudian jam (13.30-16.30) yang diisi oleh musik dan informasi ilmiah. Terakhir ialah dimulai pukul 20.00-22.00 yang diisi oleh acara favorit bagi kawula muda MTB (Musik Teman Belajar) yang terkadang di Saturday night hingga pukul 22.30.
.................................................
Dilihat dari sisi benefit di kalangan siswa ialah, bagaimana mereka bisa mengenal satu sama yang lain. Gap antara kelas terutama kelas senior dengan junior menjadi mulai pudar, pergaulan pun semakin luwes dan berimbas pada penyebaran ideologis rasa memiliki sekolah yang tinggi dan meningkatkan gengsi antar sekolah. Suatu waktu, sekolah kami menjadi tuan rumah bagi kompetisi basket putra terbesar se-Kota dan Kabupaten Cirebon jenjang SMP dan SMA selama 1 bulan dengan nama IKA NECIL CUP 2006. Berbagai tim basket terkenal dari penjuru kota dan kabupaten Cirebon memyambangi “rumah” kami. Dalam rangka memenuhi permintaan akan ketersediaan konsumsi dan pengenalan sekolah, maka kantin sekolah pun dibuat 2 cabang dan stand-stand dibuat lebih banyak hampir 4 buah stand. Penjualan kartu request pun ditingkatkan semaksimal mungkin, hal ini didukung permintaan para siswi yang mencari seorang fans baru dari kalangan senior lintas sekolah. Jam on air pun di re-schedule dan disiarkan melalui speaker sekolah, sehingga menyerupai pengumuman di departement store di Kota. Salah seorang pemain basket ternama SMAN 1 Babakan bernama Boy, dan Ryan Shohokoku (panggilan keren mereka berdua, shohokoku Sendiri merupakan nama tim basket yang diambil dari manga Jepang terkenal yang bernama slam dunk) kebanjiran salam dari hampir sebagian siswi, sehingga tak jarang mereka meminta nomor hp dan foto bersama. Selain itu, hal ini meningkatkan nilai lebih bagi SMAN 1 Babakan, sehingga banyak peminat siswi yang ingin lanjut ke instansi pendidikan tersebut.
.............................................
Pernahkah kalian tahu grup band ST12, Second Civil, Kangen Band, VOP, atau Sultan Pupil. Mereka adalah grup band yang muncul di awal tahun 2005-2006, dengan mengusung musik bergenre pop-classic, mereka sukses meluluh hatikan para pendengarnya. Tapi, tak banyak mereka berasal dari Cirebon, Charlie van Houten (salah satu vokalis ST12) tinggal didekat rumah Aditya Fei, di daerah Pabedilan, meskipun berdomisili di Bandung. Pertama kali para siswa-siswi mendengar lagu mereka berjudul ATSL (Aku Tak Sanggup Lagi) dan AMS (Aku Masih Sayang) dalam album berjudul Jalan Terbaik (Album pertama mereka). Orang-orang merasa nyaman dengan musik mereka, namun masih penasaran dengan wajah mereka. Mafhum saja di zaman itu, internet masih barang langka ditambah mereka hanya bisa disaksikan melalui festival-festival musik di alun-alun. Namun, di Saturday night diwawancarai oleh DJ Elis, mereka ditanya tentang personil mereka dan difoto bersama sebelum dipajang di mading sekolah sehingga setiap fans bisa melihat wajah mereka. Charlie yang saat itu, masih berambut panjang mengobati rasa penasaran para fans dengan manggung secara on air di RIP fm dan off air  di acara pelepasan siswa kelas 9. Bisnis yang sangat berkembang signifikan saat itu berupa RIP fm melaju pesat diiringi dengan siaran on dan off air dengan menghadirkan artis-artis yang siap orbit ke kancah nasional. Sudah dikatakan sebelumnya hal ini menjadikan efek domino sehingga, RIP fm mengudara semakin luas hingga se-Cirebon timur.
..............................................
Itulah sekelumit kisah dari sekolah kami, dari sebuah kantin sekolah yang hampir tidak laku, karena aset penjualan yang semakin menurun. Hingga ide brilian membentuk sebuah radio sekolah bernama RIP fm (Radio Informasi Pendidikan) sejak 2004 hingga perjalananya berakhir di tahun 2010. Dari sebuah ruangan kecil hingga mampu membuka lowongan kerja bagi pengangguran dan mengorbitkan grup band-grup band skala Nasional hingga akhirnya ditinggal karena kemajuan zaman.
.................................................
“Para pendengar setia yang masih stay tune di RIP fm bersama DJ Ade”



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kombinasi Peluang

ASTER (I'M LIVING IN SCHOOL' MEMORIES INSIDE MY BODY-Part 1)

We Are a Superstar, and You?