ASTER (BECOMING ORDINARY PEOPLE)

 Kelelahan dan kehausan ialah perasaanku, lorongku semakin sempit tapi langitku masih tinggi diimpit bangunan mencakar langit. Lariku payah, karena hasratku pudar bukan karena zaman dan kawan. Kaki-kakiku lecet, hingga tangisku pecah bukan karena perih tapi arahku yang hilang. Aku bukan hilang motivasi, namun hidupku merasa tak terisi dan hatiku merasa nyeri. Bisakah aku berkata kalo aku lelah, bolehkah aku menjambak rambutku untuk menyadarkan otaku bahwa egoku ialah pembunuhku. Mungkin aku sendiri yang menciptakan gelap dalam terowongan kecil ini, jikalau begitu akupun mungkin saja bisa mengkreasikan pelangi dan berlari menuju padang luas dari sepotong episode hidup di bumi ini. 

Realistis adalah keikhlasan hidupku saat ini, bukan angan yang ternyata fatamorgana. Sadarku akan egoku sudah mengikis ke-"paling"-an diri. Lelapku pada impian busuk membuatku membenci masa-masa sulitku, tapi sepahit itukah hingga aku ingin membuktikan kehidupanku pada dunia. Aku telah menang, aku telah ada disini, kini wahai ego wahai angan-angan aku ingin hidup sewajar dan senormalnya. Aku ingin menekuni hal yang kucintai, aku ingin menanam sayuran, bunga-bunga, merawat mereka, menghabiskan waktu senggangku dengan keluargaku, berlari, bersepeda, berjalan pagi, aku ingin bekerja selayaknya manusia normal. Sudah cukup, syukurku kupanjat pada Rabb, penggenggam hidup ini. Izinkan ku Rabb-ku, hidup seperti biasanya aku belajar tak peduli dengan urusan-urusan yang bukan bagianku. Aku ingin belajar memberi pada orang tua-orang tuaku, adik-adiku, bercengkerama dengan saudara-saudaraku meski kutahu tak semua bisa menerimaku. Tapi itu adalah kenyataan, aku sudah cukup duhai Pemilik Kehidupan dan Kematian, Allah.

Ringkih bisiku malam ini, sederhana ucapku pada-Mu, aku ingin hidup normal- aku lelah dengan ke-"Aku"-an yang ku kejar. Aku ingin menerima dan berjuang untuk keluargaku, istri dan anak-anaku. Harga diriku bukan pada gelar yang didapat, tapi ilmu yang Kau berikan. Izinkan aku berlari membuka pintu-pintu keluar dari lorong sempit yang kuciptakan sendiri ini. Kini, dan nanti aku belajar untuk tidak meletakan harga diriku pada kertas-kertas, dan ucapan-ucapan sok ilmiah. Aku ingin belajar bekerja, membeli sebuah rumah dan lahan untuk menanam, berangkat umrah dan haji ke rumah-Mu besera keluarga, dan membawa keluarga-keluarga ku di Indonesia untuk menikmati liburan disini sebagaimana mereka pun mengajaku saat kecil berkeliling kota. Rabb-ku, aku ingin normal saja menjadi orang biasa di dunia namun, kerjaku untuk tabungan akhirat keluarga-keluargaku. Ku ingin membahagiakan mereka, menjaga mereka. 

Terima Kasih Duhai Rabb-ku atas pengalaman hidup ini

Aku mulai bisa berdamai dengan diri dan waktu disertai keikhlasan kenyataan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kombinasi Peluang

ASTER (I'M LIVING IN SCHOOL' MEMORIES INSIDE MY BODY-Part 1)

We Are a Superstar, and You?