Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Flying with RIP fm 107.4 : From School Canteen

Gambar
Flying with RIP fm 107.4 : From School Canteen “Roda akan selalu berjalan kadang di atas dan tak jarang di bawah, hal yang sering jadi pertanyaan ialah bagaimana untuk naik ke bagian atas roda kembali dengan cepat” K antin sekolah adalah sebuah bangunan yang difasilitasi oleh sekolah di beberapa sekolah negeri ditujukan untuk menjual jajanan yang lebih manusiawi bagi siswa-siswi. Namun apalah daya, kadang sebagian besar siswa berfikir makanan tradisional seperti gorengan, bolang-baling, bahkan es teh murahan jauh lebih menggoda perut mereka, daya tarik lainnya ialah tempatnya yang berjejer panjang sehingga dapat dijadikan kantin langganan dan markas rahasia setiap kelas untuk mengadakan pertemuan bersama konsolidasi. Para pendiri kantin sekolah pun akhirnya berinovasi melakukan propaganda luar biasa untuk meramaikan kantin sekolah. Program-program kreatif dibuat semisal siswa berpenghasilan dengan membuka kesempatan lowongan kerja di kantin sekolah saat wak

The Anomaly of water

Gambar
The Anomaly of water “Dunia ini diciptakan dengan sebuah hukum keteraturan yang ditegakkan dibawah fondasi bernama sunnatullah, atau orang biasa mengenalnya takdir, Dan adanya kita adalah bagian yang tak terpisahkan dari hal tersebut. Selalu ada penjelasan” Burung berkicau dipagi yang indah, seolah ingin berbicara kepada seorang siswa yang harus mau tak mau dan suka tidak suka berangkat ke sekolah di saat teman-temanya libur. Liburan yang menjengkelkan, meskipun ia tidak belajar sama sekali untuk hari ini bahkan sepekan kedepan namun tetap saja ia mesti berangkat ke sekolah, karena tugas spesialnya membantu tugas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam menyukseskan Ujian Nasional kaka tingkatnya. Saat itu, tahun 2006 di hari senin entah tanggal berapa. Aditya Fei, seorang bendahara OSIS setengah berlari menuju sekolah tersadar waktu menunjuk pukul tujuh. “Dit, kebagian kelas berapa kamu jadinya?”, tanya Ryan sohib karibnya “Tak tahulah, mungkin kelas 9B atau yang lai

Dari Taman Pesantren

Gambar
Hampir 4 pekan ini setiap hari minggu sejak bulan September, minggu yang selalu dinanti dan selalu diisi dengan mengolah tanah, menanam tanaman, dan merawatnya. Ada yang beda dan sangat beda ketika aku berada di sebuah institusi yang memang berpayungkan penelitian dan berorientasi pada ilmu botani, ilmu yang aku geluti dibandingkan tempat aku bekerja sekarang. Bukan karena profesi yang berbeda saja tapi, aku menengok lebih jauh dari segelinti hal. Memang jadwal mengajar jauh menguras banyak pikiran dan tenaga karena banyak persiapan dari sebelum mengajar dan seolah seperti pelari marathon estafet, selesai dari kelas yang satu ke kelas yang lain, dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain. Tapi, jauh diluar itu aku mematok target bagi diriku sendiri untuk mempersiapkan proses penanaman hanya butuh sedikit konsultasi dengan beberapa teman dan murid yang memang sengaja kupancing agar kami sama-sama berfikir dan bekerja. Tentu saja target yang ku buat sendiri itu mulai memacu diri untuk

Masih ada impian

Gambar
Orang bilang kebiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara berulang hingga mengendap dalam sanubari dan gerak langkah. Begitupun aku, masih ku ingat saat aku pertama kali membaca buku di luar pelajaran dan kurasa sensasi yang bergejolak dalam diri bagaikan burung yang siap untuk terbang ke luar sangkar. Impian melompat-lompat seakan ingin menggapai sesuatu dan semakin hari kian sadar bahwa potensi diri ini bisa senantiasa di upgrade. Ku selami novel-novel bahkan buku ensiklopedia, semuanya menaikkan rasa penasaranku keluar batas hingga guru biologiku bilang untuk ke depannya cukup saya saja yang mengajar (haha...rasanya masih ingat kata-kata itu). Dan harus ku akui pemikiran itu mirip dengan pemikiran zaman rennaisance di Eropa yakni membebaskan pikiran dari dogma-dogma tak masuk akal. Kemajuan lain ialah perlahan aku mulai mencoba menganalisis permasalahan dan studi kasus sehingga kemampuan retorika ku mulai dilirik siswa-siswa lain. Zaman rennaisance pun berakhir bagiku ditand

Cerita Sendu tentang Hujan

Gambar
            Cerita Sendu tentang Hujan Ada setetes demi setetes air turun dari dedaunan di hujan sore ini. September tertanggal 7 dalam penanggalan Masehi, di bulan yang sama ketika dua tahun lalu aku melangkah keluar dari wahana keilmuan. Rintik hujan mulai menerpa lempengan-lempengan seng, menimbulkan irama serupa tabuhan drum. Ku hirup aroma segar tanah-tanah yang kesekian kalinya bertemu air dan seperti kata para peyair bahwa setiap momen yang berharga itu, hendaklah berlangsung cepat. Begitupun dengan miniskus keajaiban Allah ini. Aku senang denga “intro” dari seremoni hujan yang sendu ini. Sejak hari ibu mengizinkanku menikmati hujan, seketika itu aku sering menghabiskan waktuku bersama hujan. Aku berharap dan selalu mencoba mengikuti setiap rangkaian seremoni jutaan butir air turun dari pintu langit yang kelabu. Jika kilatan kadang muncul menemani mereka, aku lebih memilih menghabiskan waktu bercerita dengan keluarga, dan teman sehingga kuanggap kilatan bagai origi