Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Espressiologist – Skala Warna

Gambar
Espressiologist – Skala Warna "Apa kabar mereka"                 Mengapa bumi indah dilihat dan mengapa surga itu selalu dibayangkan dengan sesuatu yang teduh lagi meneduhkan?. Atau mengapa kita bilang bunga itu indah? Bulan itu cantik?. Konon, cerita kuno entah dari mana sumbernya mengatakan bahwa semuanya itu dari putih. YA PUTIH. Warna dasar yang berarti suci, hampa, dan bersih. Si Putih lalu membiaskan dirinya dan memendarkan warna lain hingga menghasilkan irisan merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Perpaduan warna itulah yang membuat mata kita memberikan refleks pada sistem saraf dan indera lainnya sehingga muncul kata – kata “Indah, cantik, menarik, atau bahkan jelek”.                 Lalu, apakah kita akan bahas warna itu seperti apa atau bentuknya bagaimana. HEHE. Tidak. Saya tidak akan mengisahkan mereka lagi, tapi saya akan menerjemahkan mereka dalam skala 4 dimensi. Kereen banget. Hiperbola saja, analoginya jika setiap tu mbuhan perlu

Cahaya (tak) pergi dari tempat ini

Gambar
Kau tahu rasanya berdiam sendiri diatas puncak gunung Kita sering bilang saat mencapai puncak dakian itulah sebuah sensasi Kita bahkan tertawa terbahak saat berada di puncak Tapi, bagaimana saat kita hanya sendiri di puncak Kalian tahu puncak itu begitu dingin Kalian bisa saja berfoto ria diatasnya Tapi, kalian tak tahu hipotermia menghantui kalian aku, kamu, dan kita bisa mati kapan saja disana Mungkin orang benar saat pohon tinggi maka anginnya semakin kencang Mungkin orang benar pula bahwa diam itu emas Aku ini kecewa Aku ini sedih, entah apa yang buat sedih tersebut Kalian tahu saat aku berlari mengejar kalian Kemudian kalian berhenti dan merangkulku Mungkin orang benar saat kau gantungkan asa pada hamba kau hanya kecewa Orang benar pula harusnya kita gantungkan asa hanya pada Yang Maha Kekal Terjatuh adalah hal biasa Bayi selalu terjatuh saat belajar merangkak Belajar naik sepeda pun pasti terjatuh Hingga kita tahu bahwa jatuh adalah "giving"

Time Machine – Smartcity of Baghdad

Gambar
Time Machine – Smartcity of Baghdad             First time , dalam tulisan ini tentunya tidak akan bahas cara membuat mesin waktu, apa bahan bakarnya, atau bentuknya bagaimana. First time pula, tulisan ini hanya menambah wawasan, inspirasi, dan ada kelanjutannya, serta tentunya bukan dijadikan sebagai rujukan utama. Kali ini, secara lebih singkat saya akan berbicara tentang Baghdad. Kenapa Baghdad?. Tentunya bukan semata-mata Baghdad merupakan ibukota Iraq, melainkan menelisik konsep pembangunan Baghdad berdasarkan jurnal-jurnal dan data pendukung lainnya. Baghdad merupakan satu dari sebagian kecil kota yang dari dulu hingga sekarang menjadi ibukota sebuah pemerintahan besar. Sebut saja, Roma atau Mekkah yang hingga sekarang menjadi pusat kota jauh sebelum era milenium dikenal.             Baghdad mulai dikenal ketika terjadi penaklukan warga di kota tersebut di zaman khalifah Umar Bin Khaththab. Walaupun, setelah khulafaur rasyidin baghdad belum terlalu dilirik karena saat

The First Experience

Gambar
“Kita dilarang mendahului nasib walaupun kita harus memetakannya, karena sang pemilik Waktu (Allah) akan mengkombinasikan unsur waktu, do’a dan usaha kita sebagai hadiahnya” (Andrea Hirata-Edensor)             Rabu pagi (4/11) di tahun 2013, sekitar setahun yang lalu handphone mulai berdering tanda ada panggilan masuk. Tertulis dalam phonebook bahwa penelpon tersebut Heru Edi Kurniawan. For what? . Ini tentu telepon penting, tak sampai sebegitunya ada seorang presiden MITI-KM (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia-Kluster Mahasiswa) menelpon staff barunya. MITI-KM, organisasi yang bergerak dibidang riset dan pengabdian masyarakat adalah satu dari beberapa lembaga yang ku ikuti selama menjadi mahasiswa. Meskipun, sejatinya masa kerja di MITI-KM selama 2 tahun artinya masih ada 1 tahun lagi berada di lembaga ini meskipun, toga sudah kukenakan. Okay, back from intermezzo . “Faisal, ada di Purwokerto g?” tanya mas Heru terburu-buru. “Ya, mas masih disini (Purwokert