Kalian Hebat Tetaplah Hebat dan Janganlah Sombong



Kalian Hebat Tetaplah Hebat dan Janganlah Sombong
“Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung (Ali-Imran: 104)”
Damaskus atau Damsyiq (Arab) merujuk kepada sebuah nama seorang salafusaleh yang namanya kini begitu kita kenal. Ibnu Taimiyah atau dalam beberapa literatur sering ditulis Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah. Sebuah buku Majmu’u Al Fatwa halaman 176 volume 28 merujuk ucapan beliau “Begitu juga amar makruf nahi mungkar. Ia tidak wajib fardhu ‘ain bagi tiap orang, akan tetapi wajib kifayah, sebagaimana telah ditunjukkan oleh Al-qur’an. Kalau tidak ada seorang pun yang melaksanakannya maka berdosalah semua orang yang mampu melakukan sesuai kemampuanya, karena ia merupakan kewajiban setiap insan sesuai kemampuannya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Kalau tidak mampu maka dengan lisannya, kalau tidak mampu juga maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman (H.R. Muslim)”.
Semoga catatan kecil ini menjadi bermanfaat dan maaf jikalau ternyata ada kesalahan yang sengaja atau tidak tertulis di dalamnya. Lembaga Dakwah (LD), entah fakultas atau jurusan atau mungkin kampus merupakah institusi tersendiri dalam sebuah perguruan tinggi yang menyuguhkan berbagai pembelajaran ke-Islaman. Kampus madani, entah kata darimanakah ini tapi, jujur ketika terlontar kata ini terlebih ditambah dengan tahun “Kampus madani 2020”, luar biasa dan hanya mungkin 10-25% orang yang paham. Dua premis yang tak bisa dipisahkan ketika seseorang menerjunkan dirinya di dalam lembaga dakwah, yakni dakwah dan kampus madani. Khayalku begitu tinggi ketika merujuk dua premis ini, entah melayang ke zaman Rasulullah atau bisa juga merasa di dalam perang salib (holy war) atau mungkin kita terpikir apa yang saya lakukan jika dilahirkan di zaman Rasul.
Islam adalah syumul dan memasukinya secara kaffah, dan melihat literatur yang teman-temanku miliki di LD sungguh luar biasa. Bayangkan saja ketika gembar-gembor dari zaman Soeharto hingga kini, bahwa kekurangan pelajar Indonesia ialah kurangnya membaca buku. Sisi terang di sebuah sudut sempit Musholla malah menyajikan bedah buku dan manhaj tugas buku bagi setiap anggota LD dengan berbagai genre ke-Islaman ataupun umum. Menjelang sebuah kenaikan tingkat (marhalah) adalah Exponensial phase bagi para anggotanya, hanya disini ku lihat yang dalam 1 bulan seseorang diberi bekal buku, catatan, jurnal, atau artikel dengan genre yang berbeda-beda. Ku pikir hanya kutu buku kelas wahid yang mampu menyaingi kalian, dan terlintas apakah bapak menteri pendidikan dan kebudayaan Indonesia belum pernah mencoba merasakan atmosfer seperti ini, jika selama ini yang diributkan daya baca kita (Indonesia, red)  kurang.
“Semangat itu (TETAP) ada”, sering ku dengar khotbah jum’at tentang cendikiawan muslim, peran mereka, terutama pemuda. KBBI menjelaskan bahwa cendikiawan ialah orang yang memiliki keluasan dan kedalaman wawasan, ilmu dan pengalaman, ketika kalimat ini dirangkai dengan muslim tentunya sungguh luar biasa, bukan?. Kata mereka, cerita tentang Bait al-hikmah, perpustakaan terbesar di dunia dengan koleksi 4 milyar buku saat Kekhilafahan Abbasiyah, hanya buaian belaka “toh, barangnya sudah tidak ada”. Kata mereka, perjuangan pengumpulan hadits dan pencarian sanad, dan perumusan hukum fiqh hanya mempersulit orang saja “toh, yang penting sholat yang penting pake jilbab yang penting puasa”. Tapi, lihatlah di saat mereka semua mencari ke-instan-an dalam perkara kehidupan, kalian malah sibuk mengorek file lama, mencari ke pelosok desa, menemukan intisari kehidupan dalam buku-buku recycler abad pertengahan tentang Fiqh prioritas, Riyadhus salikhin, Bulughul mahram, Rukun ikhlas, Manhaj haraki, Menuju Kampus Madani, atau buku lainnya yang jarang ditemukan di toko buku sekalipun sudah memiliki nomor ISSN. Adakah kementerian pemuda dan olahraga menengok bahwa, pemuda seperti kalian ini memiliki potensi dalam membangun bangsa. “wong, nyari buku yang njlimet dan ga terbit di Gramedia aja mau, kenapa buat nyari solusi bangsa engga”.
Menelisik kedalam, sistem pertahanan atau yang dalam bahasa biologi disebut imunity system milik LD kompleks dan bervariasi. Seandainya ada penelitian terkait diversitas, sang peneliti akan menemukan parameter utama selain Islam, aqidah, dan akhlaq, yakni ukhuwah. Ukhuwah yang diperluas makna dan aplikasinya bukan lagi sebatas pertemanan sejawat, tapi bagaimana membina, meningkatkan kompetensi, dan memperluas persaudaraan islam. Saat pakar pendidikan, mengutarakan generasi yang lahir di abad 20 dan 21 merupakan generasi “termalas” sehingga menghasilkan kemalasan yang diwariskan ke anak cucunya. Kalian malah melakukan anunusual thing (hal aneh), mengelompokkan orang dalam lingkaran lalu mengajarkan Qur’an, bahkan kalian sebagai pendengar yang ulung dengan sabarnya rela mendengar satu per satu keluh kesah sahabat. Ku fikir terkadang hanya penyiar radio mungkin yang mampu bersanding dengan kalian, setia menjadi pendengar, kalaupun bicara kadang tak didengar dan kalau bicara dengan lawan jenis sering dianggap bicara sendiri. Tapi, kalian cukup setia dalam mendampingi sahabat-sahabat kalian bahkan makan bersama pun tak jadi masalah. Sekiranya ku tak salah lihat dan salah sangka, kalian begitu cerdiknya membuat orang mengenal Islam dengan cara yang unik. Ada acara rekreasi ala anak muda yang orang pikir tak jauh beda dengan hang out nya remaja, ternyata kalian kemas menjadi sebuah pembelajaran mengenal ayat kauliyah dan kauniyah Allah. “Ide – ide kalian ada-ada saja”. Adapula acara “dunia gemerlap” yang dipikir orang bagi mereka yang tak punya tujuan hidup habiskan malam, justru kalian gubah menjadi sebuah malam bercengkerama dengan surat-surat cinta Allah (Al-Qur’an, red). “Ngedugem orang bisa jingkrak-jingkrak selama 3-4 jam atau lebih, kalian bisa duduk – duduk, berdiri, bersedu air mata selam 3-4 jam atau lebih. Ngedugem Cuma jingkrak-jingkark kalian bahkan dari berdiri, duduk, membaca, dan menangis selama itu dan untuk sebuah tujuan yang jelas”.
Kompleksitas yang begitu memakau bak gedung pentagon, kalian ibarat pemancar gelombang radio AM. Frekuensi kalian jauh merebak ke berbagai UKM, BEM, atau organisasi lainnya. Kalian begitu lihai dan cermat menempatkan duta-duta dan kontingen di setiap tempat. Saat mereka hanya memikirkan bagaimana, organisasinya terus ada dan bermanfaat bagi anggotanya, kalian anehnya bagaikan pohon tak ada orang yang menyuruh kalian menghasilkan oksigen (manfaat, red) bagi mereka yang bukan anggota sekalipun tetap kalian berikan oksigen tersebut (manfaat, red). Kiranya Bapak Menteri Luar Negeri dan Menkominfo melirik sedikit saja kesini, tentunya akan menilai kalian dengan ucapan “ini orang sudah seperti duta bangsa di negara tetangga saja, komunikasinya santun, tegas, tujuannya jelas, dan bahasanya mudah dipahami”.
Mungkin banyak yang unik dari kalian, ya lihat saja di saat UKM lain mikirin kenapa mesti ada pemasukan pengeluaran toh, ntar dapat uang dari birokrasi juga tiap tahun. Eh, dengan beribet-ribet ria kalian menggambar siklus keuangan, menularkan semangat ke orang lainnya untuk tidak menghambur-hamburkan harta, mempraktekkan entrepreneurship, bahkan kadang mengkritik kebijakan keuangan. Kalaulah menteri ekonomi tahu, mungking pemuda seperti kalianlah yang akan meningkatkan angka pendapatan negara dan membantu Indonesia menghadapi AFTA 2015.
Kalian satu bangunan yang kokoh, janganlah berputus asa dalam mencari ridho Allah Subhanallhu Wa Ta’ala. Janganlah sombong, mungkin kalian berbeda dengan mereka, karena mereka Cuma menerima ke-instant­-an dunia. Tapi, kalian tetaplah manusia yang terkadang juga bersifat kemanusiawian, meski pola pikir kalian telah jauh memimpikan dan merancang peradaban Islam. Jika, karena sebuah kecelakaan saja kalian tak mampu bangkit maka ingatlah Allah. Jika, karena satu atau dua orang saja kalian bersedih hati dan kesal, maka ingatlah Allah Maha Pencipta telah menciptakan milyaran umat manusia di dunia ini. Jika, karena watak satu atau dua orang atau lebih dari itu kalian tak mampu move on atau let’s go, maka ingatlah Allah Maha Kuasa telah mengatur kepada siapa hidayah-Nya diberikan. Jikalau, karena duri sedikit saja kalian merengek maka ingatlah Allah Maha Penyayang, berdo’alah pada-Nya. Jika karena satu atau dua orang saja yang kalian lebih-lebihkan potensinya menghilang dari dekat kalian, ingatlah Allah yang akan mengembalikan mereka dan Allah-lah Maha Adil yang memberikan potensi setiap orang berbeda dan tinggal kalian asah potensinya.
Mohon maaf jika terlalu hiperbola, atau mungkin menyindir
Semoga bermanfaat
Wa’allahualam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kombinasi Peluang

ASTER (I'M LIVING IN SCHOOL' MEMORIES INSIDE MY BODY-Part 1)

We Are a Superstar, and You?