Postingan

Rotasi

Rotasi  Dari La Tahzan dimana, keyakinan akan jalan keluar permasalahan ialah prasyarat sendiri untuk tetap bertemu dengan jalan keluar. Bukankah sunnatullah ialah tentang pengharapan kebaikan, Bukankah Allah menciptakan bentuk bulat dan gerakan rotasi supaya malam dan siang di pergilirkan. Lagu-lagu diputar membisikan bahwa "tak ada yang abadi", maka frasa yang sama telah Qur'an patrikan di lembaran-lembaranya bahwa "Allah tidak menjadikan ke-abadian sekalipun pada masa, begitupun pada raga, dan hamba". Mari sejenak, tepikan hati dalam 'uzlah selama 40 hari kedepan. Sebuah paragraf yang terperangkap dalam ruang kecil Cerebelum otak manusia, kini mulai diterjemahkan dalam variasi huruf. Baiklah karena keyakinan itu sendiri adalah prasyarat tentang kuasa Rabb. Sejak sekarang, di masa perjuangan mencari jalan keluar, pengenalan diri, penemuan nilai, dan pencarian rezeki pekerjaan satu referal pekerjaanku hanya dari Rabb-ku, Rabb, ALLAH YAA RAZAQ. Referal agung...

Fragmen Rasa - Merasa dan Memakna

Beranjak kemari, nampaknya angin kehidupan dari Utara mengajariku makna dari syukur dan harap pada Rabbi, Allah Yang Maha Hidup. Meskipun hembusanya dingin dan kering dari hemisphere bumi bagian Utara, tetapi itulah alasan mengapa lansekap alam terbentuk. Jika ditanya bagaimanakah prosesnya angin bisa membentuk sebuah komunitas tetumbuhan yang kaya dan beraneka macam. Entahlah, hanya Allah yang memegang nyawa hamba-hamba-Nya yang mengetahui. Tetapi Allah-pun mengajari manusia dengan perantaraan ayat-ayat-Nya dalam semesta. Sehingga manusia mengetahui jikalau angin ini akan menyeleksi tetumbuhan mana yang kuat dan mampu untuk melanjutkan siklus hidup berketurunanya di tahun tahun depan. Sehingga mereka yang mampu bertahan mesti memiliki memori bagaimana untuk belajar bersabar, bertahan, dan melawan dari dingin yang kering di musim musim mendatang.  ........................................... Sebegitukah kemudian pengajaran yang tak ku duga, ternyata aku dan keluarga kecil ini lah ya...

Fragmen Rasa - Melerai Validasi

Gambar
Tak apa jika ini disebut pelarian. Berbondong-bondong pesan Whatsapp menjejali handphone-ku yang baru saja tersambung Wifi. Pesan-pesan tentang sebuah wacana reuni klasik yang selalu saja mengisi obrolan-obrolan intermezzo. Tapi begitulah memori, ingin selalu diulang meskipun kemustahilan ialah titik akhir realisasinya. Semua terasa begitu indah dan ku ingin memudarkanya bukan karena gambaran kanvas yang dilukis jelek melainkan karena itu terlalu berharga sebaiknya kanvas itu sudah diletakan dalam kotak pandora terkunci.  Awalnya ku pikir ada baiknya untuk berpartisipasi dalam aliran waktu lampau, tetapi rasanya agak aneh saat distraksi-distraksi pencapaian diri adalah hidangan utama di dalamnya. Pelarian ku bukanlah untuk hal - hal yang mesti dibanggakan, jalan-jalan setapak dan awan-awan yang dibelah oleh sayap pesawat ribuan mil jauhnya bukanlah untuk sebuah validasi. Ku hanya ingin menepi kan perahu dan awak-awaknya, menjauhkan dari badai yang berkecamuk di tepian pulau sana, h...

Magnolia

Magnolia “Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al-Mulk : 14) Semua yang berawal pasti memiliki akhir, segala yang tercipta pasti memiliki alasan. Ini tentang sifat ke-Maha Lembutan-Nya yang menjangkau segala domain kehidupan. Lebih tipis dari kulitan luar electron yang mengelilingi inti atom, mungkin lebih tipis lagi. Lebih lembut dari sutra yang ditenun dan bahkan lebih lembut lagi. Karena terlalu lembutnya, sulaman takdir merangkai kolase-kolase yang akan menjadi bingkai – bingkai kehidupan yang dinamakan hari ini. Marah, kesal, benci, emosi, depresi, hingga lebih baik mati ialah jalan yang mesti ditempuh bukan sebagai keharusan. Melainkan sebagai penebus kesalahan, tanpa ke-semuanya takkan ada tenang, damai, harap, pinta, dan cinta. Mereka dicipta oleh Rabb bukan untuk menjadi pelekat raga terlebih sukma, mereka hanyalah pemantik makna untuk tetap menengadahkan asa dalam do’a. Pu...

Cerita Klorofil

Suhu mulai semakin menurun, rona daun mulai melepaskan hijaunya menampakkan keindahan sementaranya. Seakan menjadi pertunjukan terakhir mereka sebelum angin menyapu ikatan kuatnya dengan ranting-ranting. Adakah semua itu abadi dan kekal, ternyata tidak lah jawabnya. Warna-warni dedaunan ini menyentuh kalbu memaksa akal untuk merunduk pada hati. Hati yang mencoba mendengungkan gemuruh dari Rabb-nya. Memanglah manusia, kehidupanya berharap seperti dedaunan vegetasi pinus yang selalu hijau "evergreen" para peneliti menyebutnya. Pengharapan dalam semua kondisi prima, dalam semua level tertinggi setiap helaan nafasnya. Validitas adalah komoditas yang menjadi poin teratas dalam dunia tanpa batas. Hingga kita bagaikan pesulap dadakan yang mampu mengolah realita menjadi angan dan idaman. Seakan lupa, hanya sedikit pepohonan yang mampu selalu hijau diterpa teriknya matahari dan digigit taringnya salju. Mereka yang tetap hijau umumnya berada di ketinggian dan kesejukan lingkungan sekit...

ASTER (TAKE THE SPIRIT FROM PAST - Part 2) "Puisi Bunga Robinia"

Jika awan dapat menari Biarlah dedaunan turut mengekornya Namun jika karenanya matahari tertutup pesonanya Hendaklah sejenak riuh pikuk tersela Bau tanah memanggil angin Ia-nya ingin dibantu melewati tembok-tembok bisu Melintasi perdu semak Menawarkan kesegaran nafas bumi Gagak terbang turun mengabarkan pada sekawananya Bahwa musim walnut akan tiba Ranting-ranting mulai rebah diterpa angin Dibarengi dengan dedaunan yang menguning Gugur, seperti orang menamainya musim gugur Ada yang mesti direlakan jatuh  Harus ada yang direlakan diterbangkan angin Entah jauh atau dekat Inilah siklus Tanpa-nya, takkan muncul semerbak aroma Robinia eropa Sesuatu yang telah tertulis, meski dipegang erat Akan jatuh, meski bukan untuk hilang Tetapi untuk melintas batas menyeruak wewangian seperti bunga Robinia

Letter

Gambar
  Sejenak aku berhenti di sebuah postingan anonim dari akun Instagram yang berujar bahwa, "takdir terbaik ialah apa yang sedang kita jalani sekarang". Titik demi titik perhentian mulai ku rajut dan pintal supaya tidak berurai berceceran. Fase dimana ku lihat gugusan langit tak bertepi dan birunya siang tak berujung menengadah hujan yang turun, membasahi gersangnya lembah. Itulah titik rendah dalam usia 20-an yang ku alami. Hancur, remuk, bahkan tersapu semua idealisme hidup dan luar biasanya semuanya terhempas oleh sesuatu hal yang betul-betul ku inginkan. "Perkara seorang muslim yang mengagumkan, ketika ditempa ujian maka ia bersabar dan ketika diberikan nikmat maka ia bersyukur" begitulah sabda Rasulullah SAW. Sabar adalah pelajaran yang tersulit karena kata tak semudah makna, apalagi seindah nyata. Bagaimana bisa, sesuatu yang diperjuangkan dan digeluti tega menguliti semua identitas diri. Aku berada di titik itu, di nadir sebuah penantian keputusan apakah ku har...