Februari - Fragmen Rasa

Februari - Fragmen Rasa 



Di sebuah pagi dimana blue moment muncul sebelum fajar mendahuluinya. Hari kesekian dalam hidup, dan kesempatan kesekian untuk bisa memahami arti segala pemberiaan ini. Seorang manusia yang duduk di depan sebuah laptop merangkai kata, mengeja makna, dan meyempurnakan menjadi sebuah frasa. Duduk menikmati sebuah kopi, mencoba mengalirkan harapan-harapan ditengah badai perjuangan. Tahun ke-5, menjejak langkah di sebuah tanah yang berbeda dengan tanah lahir ialah sebuah arti dari kehidupan yang Allah titipkan. Menikmati suguhan penampakan alam yang tak pernah dilihat dari negeri sendiri, melihat tetumbuhan yang tertutup oleh tumpukan salju, terkadang muncul secara malu-malu di awal musim semi, hingga menunjukan keindahan bunganya di terik panas dan akhirnya mengucapkan salam perpisahan tuk sementara dengan rona merah nya. Bebek dan angsa yang berebut makan disebuah danau yang beku, burung-burung yang bebas terbang mencari sebuah kehangatan di penghujung musim dingin. 

Sungguh, tak ternilai harga dari kenikmatan ini. Minggu kesekian, setelah sebuah perenungan malam untuk mendekat pada Sang Pemilik Karunia ini. Tak ada lagi jalan selain syukur, dan tak ada lagi pengejawantahan syukur selain berbuat semaksimal mungkin. Mungkin, nalar ini masih tak bisa memahami kenapa adanya keberadaan disini, tapi satu yang selayaknya masih bisa dijamah yakni kenyataan. Keping-keping realita yang nantinya diketahui di ujungnya akan menjadi bentuk landscape yang indah di masa depan. Terkadang ketidak tahuan membuat sebuah koridor hidup dikejutkan dengan pertolongan-pertolongan-Nya dan disesaki dengan pengharapan pada-Nya. Karena, itu semua menjembatani apa yang Ia ingin dengar dari lubuk hati hamba-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kombinasi Peluang

ASTER (I'M LIVING IN SCHOOL' MEMORIES INSIDE MY BODY-Part 1)

We Are a Superstar, and You?