Laboratory of Life

sebuah laboratorium kehidupan 
Suatu hari dan di suatu tempat institusi pendidikan,,,terlihat deretan siswa yang berlalu-lalang sambil bercanda atau sesekali mereka tertawa. Semuanya sama berpakaian putih-merah dan hobi mereka pun tak jauh berbeda. Maklum saja mungkin mereka masih dalam suasana energik dan tanpa beban. Sekolah mereka terletak di sebuah Lapangan Sepak bola lebih tepatnya disampingnya. Banyak orang bilang sekolah mereka ialah sekolah peninggalan sejaran Tionghoa dan bangunannya pun sangat mirip dengan rezim penjajahan "Walanda" tempo dulu kadang, banyak orang juga bilang Sekolah itu angker namun, tak dapat dipungkiri itulah sekolah pertama Negeri di sebuah Desa mereka.
Sekolah ini memiliki 11 ruangan kelas (setiap tahapan kelas memiliki 2 jenis ada kelas A dan B) dan 1 ruangan guru, 1 ruangan P3K, dan 3 buah WC beserta 1 sumur namun, terkadang siswa sekolah itu buang air kecil bukan di WC melainkan, di celah Tembok dekat WC (jangan ditiru). Kembali, ke sosok siswa yang sedang bercanda tadi mereka ialah beberapa calon pemimpin masa depan yang masuk dalam kelas A. Kelas dimana tempat orang-orang puritan dan kumuh serta jauh dari kemewahan dibanding tetangganya kelas B persis sama dengan Indonesia dan Malaysia yang walaupun masih satu rumpun tapi, masih saja bertengkar. Jumlah murid kelas A lebih sedikit hanya 22 orang namun, kegembiraan di kelas A lebih membuat kelas ini seakan hidup dengan canda tawa dan peluh air mata. Siswa itu tak lain gerombolan laki-laki dengan sejuta mimpi untuk memutus rantai jahiliyah kegelapan di keluarga mereka diantara mereka ada sang ketua kelas yaitu Ade, nama aslinya Ade komarudin, lalu Adi Rismawan yang sering dipanggil Adi, adapula yang aneh nama panggilan namanya Nunu tapi,justru nama aslinya Muhammad Fajri Nugraha (ya, entah apalah nama panggilannya), Ridwan Gunawan yang ternyata dipanggil beben, atau Tri Susanto alias Enting, Apriyanto atau Anto, Indra Julianto alias Indra, Kurniawan yang tetap dipanggil Wawan, Andri Imsa Setiadi (Andri), dan Ishal gie. Ya, hanya 10 orang pria di kelas A tersebut dan setiap kali pertandingan Olahraga khususnya Sepakbola, Guru OR mereka selalu meminta 1 orang pria dari kelas B untuk rela masuk kelas A karena, biasanya kelas A selalu menjadi tumbal kekalahan kelas B.
Tak ada kritik buat pemerintah, tak ada kritik buat para pendemo di jalanan tapi, omongan pria-pria cilik diatas tak lain kalau bukan Liga Champions, mETEOR gARDEN (film boyband Korea yang sedang ngetop di zaman mereka), AFI (Akademi Fantasi), Digimon (serial kartun), jalan-jalan naik Sepeda, belajar bersama, Agenda Sholat Dzuhur bersama, atau maiN PS 1 bersama. Unik dan inspiratif bagi mereka kehadiran salah satu teman mereka dalam sebuah agenda bagaikan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kombinasi Peluang

ASTER (I'M LIVING IN SCHOOL' MEMORIES INSIDE MY BODY-Part 1)

We Are a Superstar, and You?