Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Separation

Gambar
Setidaknya kalau aku bodoh, aku tak perlu capek memikirkan orang lain, hidup dan perkembangan mereka, terlebih "menganggap" mereka itu adalah pesaing dalam lomba balap lari di hidup ini. Kebodohan nampak sukar ku terima, tapi ayolah bukanya menganggap diri sendiri ialah lawan dalam kehidupan ini adalah satu langkah menuju kebodohan. Biarkan saja, seluruh dunia ini bergerak dan aku hanya merangkak toh yang jamin rezeki bukan dunia ini tapi pemilik dunia ini, Allah.  Mereka bebas hidup dengan pilihan tantanganya masing-masing, aku pun tak ada beban memikirkan pilihan mereka. Semua akan indah dalam hiasan warna masing-masing. Hanya pikiranku saja yang liar tak mau bodoh!! realita tak bisa dipisahkan dengan angan, obat tak bisa dipisahkan dari racun!! kan selalu ada manusia terlahir di bumi untuk menggantikanku, akan selalu ada manusia di bumi yang mencemoohku bahkan untuk hal yang tak ku pahami. Bodoh! mengapa itu jadi solusi? Karena dengan itu aku akan abai dengan cemoohan mere

Bodoh, Terima Saja!

Gambar
Ah, selalu saja berputar dan berputar di kebingungan. Ingin ku tinju kaca besar di hadapan imajinasi hidup. Bodoh, kenapa tidak bisa menerima saja kenyataan yang mudah ini dibanding mengkhayal yang terlalu indah dan memakan angin mimpi yang tidak akan membuat perut kenyang. Lakukan saja, apa yang semestinya dilakukan bahkan handphone ku pun terasa menjadi musuh dalam kenyataan yang seharusnya dilempar saja ke dasar lantai dormitori. Kembalikan akal sehat dan meminta diriku untuk buka mata dan menampar diri. Ya, tampar bila mampu melompat ke jurang kenyataan jauh lebih indah untuk mengembalikan kesadaran diri dibanding tenggelam dalam laut impian tipuan.  Ayo tata kembali diri, benahi nurani dan ruhani, jauhkan imaji yang terlalu tinggi, lihatlah dalam hati renungkan kebodohan yang bisa diuji. Hingga akhirnya Tuhan sadarkan sepenuh hati, matilah untuk hidup imaji dan hiduplah untuk apa yang mampu dilakukan hari ini. Lepas, buang, dan injak semua kebusukan hati yang gosong karena melihat

Tulisan Kebodohan ke-1

Gambar
Jurnal harian pertamaku, 24 Maret 2024. Ku kira semudah menulis biasa ternyata, memikirkan untuk menulis saja sulitnya keterlaluan. Tapi, entahlah kenapa menulis sudah ditakdirkan oleh Allah melekat padaku. Payah!! payah sekali, keterlaluan. Memaksa diri 5 menit saja menulis bebas, sulitnya tak terelakkan. Distraksi yang terlalu banyak, jangankan ide ataupun analisis. Semangatpun kadang redup hingga tenggelam dalam arus sosial media. Menyedihkan!! diusia yang sudah kelewat 30 tahunan ini, masa tak bisa jaga konsistensi. Angan selalu ditinggikan, pikiran selalu diangkasakan tapi usaha dikesampingkan. Saat hajat belum terkabul, hidup langsung patah seperti kayu lapuk, busuk, yang mudah sirna bahkan oleh rayap kecil. Ah, Sayang sekali hidupmu ini!! Sudah meregang hampir tewas saat belum tumbuh, dicekam sesuatu yang sudah terlewati dan ditakuti oleh sesuatu yang belum tentu datang. Pun jika datang, aku sudah terkapar berlumuran impian yang keluar dari kepala keras ini.  Masa hanya segini s