Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

ASTER (I'M LIVING IN SCHOOL' MEMORIES INSIDE MY BODY-Part 1)

Gambar
Aku yang tidak pernah menyerah dan mencoba menemukan jawaban-jawaban dari soal Matematika yang sulit sekalipun sedang berada di masa itu 13 hingga 19 tahun lalu. Jantungku berdebar, hatiku puas menemukan sebuah jalan keluar dari soal-soal tersebut, menjadi yang pertama mengetahui jawabanya. Sesemangat itu aku menikmati hidup, dari jam 7 hingga jam 1 siang, terkadang hingga jam 6 sore ketika kegiatan ekstrakulikuler di hari-hari tertentu. Now, where I am? am I lost? ..................................................... (13 tahun setelahnya) duduk di kursi terdepan perpustakaan, apakah ada mesin waktu di peradaban ini di tempat ini. Tamparku pada diri, kenapa terlalu jauh, bagaimana bisa ada disini, bagaimana kembali. Destinies place me coming accross people worldwide, seeming it is so cool but I'm only 30 years old - doctoral student with school' memories. I'm living with the feelings that you're around but when waking up day by day, I realize you're not in the same.

ASTER (ORDINARY PEOPLE' STEPS)

Terlahir dan terbentuk sebagai manusia kecil yang berjuang untuk mencari kesempurnaan. Nyatanya, dewasa membenturkan kepalaku pada kekosongan. Sempurna ialah khayal, dan pergilah hingga ke ujung galaksi tempat dimana semua bintang tua lapuk dan diserap kedalam lubang gelap. Jatuhlah ke dalamnya, hingga ku mulai pejamkan mata penuh kepasrahan. Itulah titik kesempurnaan yang justru titik nihil dari kemanusiaan.  Berjuang untuk melampaui langit, memanjat setiap lapisan-lapisanya yang ku anggap menghalangi. Bukanya kepuasan yang ku dapat, justru kelelahan yang ku capai. Bahkan dengan mudahnya, aku dapat terdampar kembali ke dasar langit bahkan ke kerak bumi. Benar adanya, sejauh apapun langit tertinggi hingga tanggapun terbentang menuju kesana. Tetap saja, aku sama dengan yang lainya atau mungkin sedikit berbeda bahwa takdir akan menghendaki kita berhenti di langit yang sudah Pemilik Langit hadiahkan untuk kita.  Jikalaupun, seluruh bintang akan menghujam setiap jengkal tanah di bumi yang

ASTER (BECOMING ORDINARY PEOPLE)

 Kelelahan dan kehausan ialah perasaanku, lorongku semakin sempit tapi langitku masih tinggi diimpit bangunan mencakar langit. Lariku payah, karena hasratku pudar bukan karena zaman dan kawan. Kaki-kakiku lecet, hingga tangisku pecah bukan karena perih tapi arahku yang hilang. Aku bukan hilang motivasi, namun hidupku merasa tak terisi dan hatiku merasa nyeri. Bisakah aku berkata kalo aku lelah, bolehkah aku menjambak rambutku untuk menyadarkan otaku bahwa egoku ialah pembunuhku. Mungkin aku sendiri yang menciptakan gelap dalam terowongan kecil ini, jikalau begitu akupun mungkin saja bisa mengkreasikan pelangi dan berlari menuju padang luas dari sepotong episode hidup di bumi ini.  Realistis adalah keikhlasan hidupku saat ini, bukan angan yang ternyata fatamorgana. Sadarku akan egoku sudah mengikis ke-"paling"-an diri. Lelapku pada impian busuk membuatku membenci masa-masa sulitku, tapi sepahit itukah hingga aku ingin membuktikan kehidupanku pada dunia. Aku telah menang, aku t