Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Selalu (Ada) Untuk Tempat Kembali

Gambar
Selalu (Ada) Untuk Tempat Kembali Sejauh apapun perjalanan, pasti ada titik temu dan titik akhir. Tiga tahun lalu, sebuah pesawat garuda menerbangkan seorang manusia berbadan kurus ke sebuah pulau diantara pulau terbesar di Indonesia. Tahun itu juga, seorang manusia itu diantarkan oleh Allah menggunakan kapal pelni menuju kembali ke daratan yang pernah ia pijak.  Ini bukan tentang mimpi yang ia harapkan dan berujung nyata, ini pula bukan tentang cita yang ia rangkai untuk menjadi jembatan kesuksesan. Sebuah sudut pandang yang berbeda dari dunia ini yang ia tangkap. Kerinduan yang mengembang, menembus jarak-jarak yang gelap dan jauh, menerawang jauh di angkasa berarak bersama awan yang terbang terhembus angin dan akhirnya iapun hanya bisa menyampaikan semua itu lewat pesan-pesan kepada Pemilik Qalbu yang Hakiki. Ketika orang – orang disekitarnya berkata bahwa selangkah lagi, ia (mungkin) selangkah bisa meraih segala hal-hal meterialistis yang belum mampu mereka raih. Namun,

Kolase Keberanian dan Keyakinan

Gambar
Kolase Keberanian dan Keyakinan “Bangkitlah, Lupakan luka dan Raihlah Hari ini” Tanggal 7 April 2018, tepat 2 hari setelah hari lahir di usia yang ke 25 di pusaran impian, keyakinan, dan do’a. Aku berdiri di sebuah hall hotel dengan setangkup asa yang kujejalkan dalam diri dan ku lampirkan dalam do’a, diiringi senyum sang pendamping hati sebelum keberangkatan. Hari ini setelah sekitar dua tahun aku mulai berbenah terhadap diri, dan hari ini pula aku mengambil sebuah lompatan menantang diri sendiri untuk mengikuti tes bahasa Inggris bernama IELTS. Subuh menyambutku dengan penuh pertanyaan “Siapkah kau akan hari ini?”, dan ku berbisik lewat angin sembari menatap wajah Istri yang tersenyum “Insyaallah bisa”, dua penggal kata yang istri ucapkan sambil menyunggingkan kedua bibirnya. Berkali-kali aku mencari celah dan untuk kali ini tiada lagi untuk berkata TIDAK terhadap tes ini. Pengapnya siang, dan bisingnya suara yang hilir mudik menginterupsi keyakinan ini perlahan coba

Panggung Kehidupan

Gambar
Terkadang penatnya hari, membuat hati lupa diri dan acapkali menimpali semua kenyataan dengan ilusi tak terperi. Waktu silih berganti, namun harapan tak pernah surutnya ditemani dengan ketakutan dan keputusasaan. Apakah ini semua karena terlalu tingginya harapan? Tidak.., Hidup sendiri ialah pengharapan yang terealisasi. Begitu nyatanya hingga kita lupa mengamini bahwa detik ini ialah harapan kita didetik yang lalu. Hampir ku tenggelam dalam hitamnya lubang lautan yang tak terlihat. Bertahun ku nikmati, segala gelar dan ucapan tapi alpakan segala hina diri yang Allah tutupi. Hampir ku mencelakai diri dengan sempitnya hati dengan memandang barisan punggung-punggung bisu yang bahkan sang pemilik punggung-punggung itupun tak pernah mau tahu sedang apa diri ini. Setengah hari ku sibukkan diri dengan menatap wajah-wajah penuh kebahagiaan tapi, melupakan hari yang bisa diukir dengan indahnya. Betul sekali kata pepatah bahwa gajah di pelupuk mata seakan sirna tak terlihat tetapi, semu