Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Integrated Discussion dan Interdisiplin Ilmu

Gambar
Meet Up MCC perdana awal ini mengunjungi sebuah LDF terlama tapi, kadang perannya dilupakan di kampus sosial nan kental budaya diskusi. Tren populer di tahun 2014 ini ialah agenda "Blusukan" di ranah politik, nah bermaksud hendak meniru dengan tujuan mendekatkan yang jauh, MCC mulai  "Meet Up" ke Departemen Syiar atau Baitul Ilmy Research Center of UKI FISIP. Memang kultur diskusi sudah kental pas rapat mereka yang bahkan dimulai lebih awal jam 06.00. Seperti kata Greogry Mendell "Genetis akan diturunkan secara berkala ke tiap generasi" dalam hukum mendel 1. Tapi, bukan itu yang menarik hatiku melainkan, sebuah agenda yang bertemakan "Diskusi Perspektif Islam dalam Kasus Emon dan Pedofilia". Menarik karena, nan di kampus sosial ini telah menggabungkan isu terkini dengan perspektif Islam. Terlintas dipikiranku perkataan Dr.Warsito bahwa beda Jepang dengan Indonesia yakni di Jepang, orang sudah memandang pengetahuan itu sebagai kesatuan utuh yang t

Kalian Hebat Tetaplah Hebat dan Janganlah Sombong

Gambar
Kalian Hebat Tetaplah Hebat dan Janganlah Sombong “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung (Ali-Imran: 104)” Damaskus atau Damsyiq (Arab) merujuk kepada sebuah nama seorang salafusaleh yang namanya kini begitu kita kenal. Ibnu Taimiyah atau dalam beberapa literatur sering ditulis Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah. Sebuah buku Majmu’u Al Fatwa halaman 176 volume 28 merujuk ucapan beliau “Begitu juga amar makruf nahi mungkar. Ia tidak wajib fardhu ‘ain bagi tiap orang, akan tetapi wajib kifayah, sebagaimana telah ditunjukkan oleh Al-qur’an. Kalau tidak ada seorang pun yang melaksanakannya maka berdosalah semua orang yang mampu melakukan sesuai kemampuanya, karena ia merupakan kewajiban setiap insan sesuai kemampuannya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam “ Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia meng

Kuas Rindu

Kuas Rindu Hari semakin kelabu di penghujung musim penghujan di bulan September, anomali yang begitu aneh saat kau coba mengulang langkah – langkah kecilmu. Tak ada yang mempercayaimu di tengah gempitanya tudingan yang temanmu lancarkan, kau hanya tertunduk lesu bahkan tak mampu tertawa lagi. Saat yang begitu menyempitkan dan menyesakkan dada, tak ubahnya hukuman bagi Ka’ab bin Malik dari Rasul tercinta, akibat kejujurannya. Kali ini kau coba melukis kembali jejak yang sempat menghilang, namun entah mengapa kau mengukirnya bersama seseorang yang tak seharusnya berada di sampingmu karena, kau masih seorang lajang. Semburat pelangi Illahi yang biasa berpendar di penghujung sore saat hujan turun nampaknya tak membuat hatimu berpaling dari orang tersebut, hingga kau meninggalkan sahabat terbaikmu. Senja demi senja kau lewati hingga Allah menggantungkan bulan di atas langit kota Satria, kau tetap saja merasa hidupmu hanya berisi kau dan orang tersebut.             Elegi pun menyeru