intermezzo-dibalik rintik hujan
bismillah
waktu terus bergeser tiap detiknya dan tak pernah sekalipun kita menahannya sama seperti kita menahan deru ombak kehidupan yang sejatinya kita tak bisa menahannya tanpa bantuan-Nya.
Sudah lama rasanya aku tak lagi menuliskan sebuah artikel dan sudah lama pula aku sering kehilangan inspirasi dan gairah untuk menulis meski sedianya aku memiliki banyak waktu luang.
Hari ini nampak langit sedang mendung dan mungkin sebentar lagi turun hujan (hah) rasanya sama seperti saat aku masih berlari mengejar kelas kursus di Sekolah Dasar. Saat itu, sebenarnya aku sudah merasa malas untuk berangkat selepas solat Ashar terlebih saat itu langit sudah tak bersahabat meski sebenarnya Allah sedang menuai nikmat di bumi milik-Nya. Ibu seketika memanggilku dan menyuruhku untuk berganti pakaian melihat beberapa temanku sudah datang menjemputku. Akhirnya, akupun ikut bersama mereka menaiki sebuah sepeda. Semilir angin menuai rambutku dengan sejuknya bau tetanahan dan pepohonan yang mulai diguyur hujan semakin membuatku menikmati suasana ini. Perlahan kunikmati suasana ini hingga sampai di sebuah Sekolah Dasar Negeri 1 Ciledugtengah. Sepintas tak ada yang salah saat kulihat isi sekolah semua murid kelas 6 SD akan masuk kelas kursus namun, ternyata saat aku masuk kelas tak tampak satupun guru yang hadir dan seketika itu pula rintik hujan jatuh begitu banyaknya menerpa seng atap kelas kami.
Suasana begitu riuh kelas 6 A dan 6 B semua bercampur aduk, sekat pemisah antara kedua kelas dibuka dan panggung kelas seakan milik kami semua.
"Ayo kita keluar hujan-hujanan di lapang basket kalau g di lapang bola" teriak salah satu teman dan kamipun terbagi menjadi dua rombongan besar. Tak peduli akan bermain apa? dengan siapa? bahkan tak ada beda antara kelas A dan B selama ini. Kami pun semuanya menikmati dari mulai ada yang bermain bola, basket, voli, hingga eleng-elengan. Hujan seakan tak mau reda memompa semangat kami menghilangkan dahaga kebersamaan selama ini yang kadang tertutup keegoisan antara kelas A dan B.
(huft) masa yang menyenangkan bersyukur Allah masih memberikan kita segudang pengalaman yang mungkin tak terasa lagi hingga kita wafat. Tapi, pertanyaan besar dalam benakku memang kita takkan bisa memutar waktu dan kita pun hanya manusia yang memiliki ingatan yang dengan ingatanya itu digunakan untuk menikmati masa lalu. Lalu, masih sempatkah kita bertemu dengan teman-teman lama kita, dengan guru-guru kita yang mungkin saat ini kita tak tahu dimanakah mereka berada? jika saat permainan itu dimulai merupakan akhir panggung perjumpaan dengan mereka, mungkinkah tangis ini akan pecah jika kita mengingat masa itu lagi? dimanakah mereka yang mungkin dulu membesarkan nama kita? yang mengajarkan kita sholat, puasa, dan mengingatkan kita? akankah Allah menyediakan waktu kembali untuk kita bertemu dengan mereka di dunia ini? (Wa'alahu alam)
-Cipanas, Research Center of Ornamental Crops
24 januari 2012
waktu terus bergeser tiap detiknya dan tak pernah sekalipun kita menahannya sama seperti kita menahan deru ombak kehidupan yang sejatinya kita tak bisa menahannya tanpa bantuan-Nya.
Sudah lama rasanya aku tak lagi menuliskan sebuah artikel dan sudah lama pula aku sering kehilangan inspirasi dan gairah untuk menulis meski sedianya aku memiliki banyak waktu luang.
Hari ini nampak langit sedang mendung dan mungkin sebentar lagi turun hujan (hah) rasanya sama seperti saat aku masih berlari mengejar kelas kursus di Sekolah Dasar. Saat itu, sebenarnya aku sudah merasa malas untuk berangkat selepas solat Ashar terlebih saat itu langit sudah tak bersahabat meski sebenarnya Allah sedang menuai nikmat di bumi milik-Nya. Ibu seketika memanggilku dan menyuruhku untuk berganti pakaian melihat beberapa temanku sudah datang menjemputku. Akhirnya, akupun ikut bersama mereka menaiki sebuah sepeda. Semilir angin menuai rambutku dengan sejuknya bau tetanahan dan pepohonan yang mulai diguyur hujan semakin membuatku menikmati suasana ini. Perlahan kunikmati suasana ini hingga sampai di sebuah Sekolah Dasar Negeri 1 Ciledugtengah. Sepintas tak ada yang salah saat kulihat isi sekolah semua murid kelas 6 SD akan masuk kelas kursus namun, ternyata saat aku masuk kelas tak tampak satupun guru yang hadir dan seketika itu pula rintik hujan jatuh begitu banyaknya menerpa seng atap kelas kami.
Suasana begitu riuh kelas 6 A dan 6 B semua bercampur aduk, sekat pemisah antara kedua kelas dibuka dan panggung kelas seakan milik kami semua.
"Ayo kita keluar hujan-hujanan di lapang basket kalau g di lapang bola" teriak salah satu teman dan kamipun terbagi menjadi dua rombongan besar. Tak peduli akan bermain apa? dengan siapa? bahkan tak ada beda antara kelas A dan B selama ini. Kami pun semuanya menikmati dari mulai ada yang bermain bola, basket, voli, hingga eleng-elengan. Hujan seakan tak mau reda memompa semangat kami menghilangkan dahaga kebersamaan selama ini yang kadang tertutup keegoisan antara kelas A dan B.
(huft) masa yang menyenangkan bersyukur Allah masih memberikan kita segudang pengalaman yang mungkin tak terasa lagi hingga kita wafat. Tapi, pertanyaan besar dalam benakku memang kita takkan bisa memutar waktu dan kita pun hanya manusia yang memiliki ingatan yang dengan ingatanya itu digunakan untuk menikmati masa lalu. Lalu, masih sempatkah kita bertemu dengan teman-teman lama kita, dengan guru-guru kita yang mungkin saat ini kita tak tahu dimanakah mereka berada? jika saat permainan itu dimulai merupakan akhir panggung perjumpaan dengan mereka, mungkinkah tangis ini akan pecah jika kita mengingat masa itu lagi? dimanakah mereka yang mungkin dulu membesarkan nama kita? yang mengajarkan kita sholat, puasa, dan mengingatkan kita? akankah Allah menyediakan waktu kembali untuk kita bertemu dengan mereka di dunia ini? (Wa'alahu alam)
-Cipanas, Research Center of Ornamental Crops
24 januari 2012
Komentar
Posting Komentar