Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Masih ada impian

Gambar
Orang bilang kebiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara berulang hingga mengendap dalam sanubari dan gerak langkah. Begitupun aku, masih ku ingat saat aku pertama kali membaca buku di luar pelajaran dan kurasa sensasi yang bergejolak dalam diri bagaikan burung yang siap untuk terbang ke luar sangkar. Impian melompat-lompat seakan ingin menggapai sesuatu dan semakin hari kian sadar bahwa potensi diri ini bisa senantiasa di upgrade. Ku selami novel-novel bahkan buku ensiklopedia, semuanya menaikkan rasa penasaranku keluar batas hingga guru biologiku bilang untuk ke depannya cukup saya saja yang mengajar (haha...rasanya masih ingat kata-kata itu). Dan harus ku akui pemikiran itu mirip dengan pemikiran zaman rennaisance di Eropa yakni membebaskan pikiran dari dogma-dogma tak masuk akal. Kemajuan lain ialah perlahan aku mulai mencoba menganalisis permasalahan dan studi kasus sehingga kemampuan retorika ku mulai dilirik siswa-siswa lain. Zaman rennaisance pun berakhir bagiku ditand

Cerita Sendu tentang Hujan

Gambar
            Cerita Sendu tentang Hujan Ada setetes demi setetes air turun dari dedaunan di hujan sore ini. September tertanggal 7 dalam penanggalan Masehi, di bulan yang sama ketika dua tahun lalu aku melangkah keluar dari wahana keilmuan. Rintik hujan mulai menerpa lempengan-lempengan seng, menimbulkan irama serupa tabuhan drum. Ku hirup aroma segar tanah-tanah yang kesekian kalinya bertemu air dan seperti kata para peyair bahwa setiap momen yang berharga itu, hendaklah berlangsung cepat. Begitupun dengan miniskus keajaiban Allah ini. Aku senang denga “intro” dari seremoni hujan yang sendu ini. Sejak hari ibu mengizinkanku menikmati hujan, seketika itu aku sering menghabiskan waktuku bersama hujan. Aku berharap dan selalu mencoba mengikuti setiap rangkaian seremoni jutaan butir air turun dari pintu langit yang kelabu. Jika kilatan kadang muncul menemani mereka, aku lebih memilih menghabiskan waktu bercerita dengan keluarga, dan teman sehingga kuanggap kilatan bagai origi